Sewaktu konser Avenged Sevenfold pada Minggu (18/1), Parkir Timur Senayan lalu, Trax berhasil mewawancarai salah satu personil A7X yakni Johnny Christ. Simak yuk wawancara ekslusifnya.
Bagaimana rasanya kembali lagi ke Jakarta dan melakukan konser disini?
It's feeling great! Hahaha. Maaf karena pada beberapa tahun lalu konser kami dibatalkan karena kesalahan banyak pihak dan kini kami ingin menebusnya dengan aksi panggung yang atraktif serta kejutan kepada para fans kami (double encore yang dimaksud)
Sosok Arin Ilejay (Drummer baru Avenged Sevenfold) di mata A7X?
Ajay merupakan drummer yang luar biasa dan mempunyai kepribadian yang menyenangkan. Selain itu performanya yang gila di atas panggung membuat kami mengundang dirinya untuk menjadi bagian dari band kami.
Tentang Mike Portnoy?
Kamu tahu memang banyak alasan di luar sana tentang dirinya. Namun sejujurnya, dia tidak bisa ngeblend dengan lainnya terutama saat tengah menghadapi masalah dengan hidupnya. A7X tidak bisa menggantungkan terus pada dirinya dan harus bergerak maju. Namun, Mike Portnoy salah satu drummer hebat yang kami ketahui dan senang bisa berkerja sama dengannya.
Kesibukan yang kini tengah dijalani?
Kami kini tengah merampungkan beberapa video klip dari album baru "Hail The King" setelah beberapa bulan berjalan. Kami mempunyai beberapa ide yang bagus pada musim panas kemarin dan melemparkannya ke produser rekaman. Tapi yah terkadang banyak perbedaan visi sehingga gagasan tersebut menjadi tidak direalisasikan.
Dukungan yang diberikan fans?
Kami senang dengan para fans yang selalu mengerti dengan apa yang dilakukan band dan itu seperti membuat kami menarik tali bersama-sama untuk menjadikan Avenged Sevenfold dengan baik.
Tahun 2005, A7X menggebrak dengan gaya hidup heavy metal yang mewah seperti mabuk, wanita dan mobil keren, seiring perjalanan perubahan itu terasa sekali. Apa yang sebenarnya terjadi?
Kami bertambah tua! Hahahha. Yah sebernarnya perubahan itu diperlukan agar style kami tidak membosankan. Namun seperti yang kamu tahu, ciri khas A7X seperti riff gitar yang berat dan groovy, double pedal yang rapat serta sound yang maksimal di setiap album kami. Kami tidak bisa memprediksikan masa depan kami, jadi kami tidak tahu gaya bermusik kami yang akan datang akan seperti apa nantinya.
Kenapa memilih video game untuk pemasaran album Hail To The King?
Kami dibesarkan dengan kenangan indah dari video games! Hahahaha. Rasanya seperti musisi jazz yang memberikan pertunjukkan di sebuah klub kecil dengan para fans fanatiknya. Ya, kami pun ingin memberikan kenangan yang sama untuk para fans terutama bagi para penggemar video games.
No comments:
Post a Comment